Sunday, December 18, 2011

Kelahiran Sang Raja

"The true King is not by birth but by Process"


Aku adalah raja Persia. Aku menjadi raja bukan sekedar karena aku putra mendiang ayahku. Namun aku telah membuktikan diriku pantas menjadi seorang raja, seorang pemimpin, dan suar bagi kerajaanku.

Aku tidak dapat memilih kelahiranku. Aku tidak dapat memilih aku terlahir ditengah keluarga macam apa. Jikalau aku terlahir ditengah keluarga seorang raja agung, itu bukan kemauanku, bukan pula pilihanku. Tidak seorangpun dari kita bisa memilih. Ketampanan dan kecakapanku pun bukan lah kehendakku.

Tentang kelahiranku, yang aku tahu itu adalah anugrah, pemberian sang Khalik langit dan bumi. Toh, aku pun tidak memilih dilahirkan. Dan semua hal terkait dengan kelahiranku, bukan dalam kuasaku.

Aku membayangkan seandainya aku terlahir dengan keadaan yang berbeda. Terlahir dari keluarga rakyat jelata, terlahir tidak sempurna, terlahir dalam rupa yang tidak pantas, lantas apa jadinya diriku? Akankah diriku tetap berani bermimpi besar seperti pada masa mudaku?Akankah aku terpuruk dalam penyesalan dan menunggu kematian?

Tahun-tahun peperangan telah membentuk diriku. Kebodohan menyertai masa mudaku, namun kini aku bersahabat dengan hikmat. Dari dirinya aku mengerti, aku memang bisa memilih untuk menyesali diri dan menunggu mati seandainya aku terlahir tidak dengan segala atribut yang aku peroleh pada saat kelahiranku dulu, atau aku bisa mengucap syukur dan terus hidup dan bermimpi besar.

Penyesalan tidak akan mengubah apa pun. Waktu tidak mungkin diputar mundur, dan kelahiranku tidak mungkin aku ulangi. Penyesalan hanya akan memberi beban dan menggerogoti hati dan pikiranku sementara sebetulnya aku bisa gunakan untuk hal-hal berguna. Dari penyesalanku atas kegagalan ekspedisi ke Asia utara, aku belajar meletakkan batu kilangan penyesalanku. Dan mengangkat dagu, mengakui kegagalan meski pedih, dan terus maju, berusaha kuat agar tidak gagal.

Jadi seandainya dulu aku tidak terlahir ditengah keluarga raja, mungkin kini aku tetap akan jadi seorang raja. Karena ini lah panggilanku, untuk inilah aku hidup. Meski tidak terlahir sebagai putra mahkota, jika memang menjadi raja adalah alasan kelahiranku, aku akan tetap bermimpi menjadi seorang raja dan memperjuangkannya. Sampai tujuan hidupku aku gapai aku tidak akan berhenti dan tidak terhentikan, tetap bermimpi besar bagi bangsaku, tetap berangan besar bagi kerajaan yang akan aku pimpin.

Mimpi tidak tergantung keadaan, semangat tidak tergantung kekayaan, masalah kelahiran adalah anugrah dan setiap orang tua adalah kado terbaik bagi kedatangan kita di bumi.



* Cerita ini adalah fiksi yang mengambil nama dan tempat sebagai bingkai.

No comments:

Post a Comment