Monday, September 24, 2012

EXTRA MILE


Christianity is not just religion or a form of faith. It is all about way of life. Christ came to earth not to create religion. He came all the way down to earth was to show the way of life, the true path that will lead humanity into total freedom, into the real life.

Today I’ll share a part of His teachings that you may apply to our life no matter are you believers or are you not believers.

"And if someone wants to sue you and to take your tunic, give him your coat also.
And if anyone forces you to go one mile, go with him two." --Jesus Christ

In doing something to help others, He teaches us to give extra mile. Whenever somebody asks you to do something for them we are required to give more then they asked. If your mom asks you to wash your own dishes, you will wash your own dishes. However, 'extra mile' requires us to do more than just wash our own dishes. We wash all the dishes. Whenever your boss asks you to give report on the end of the day, excellent workers will give the report on the mid-day.

All is done without expecting something in return. Extra mile is done sincerely. Simply it is the ethos of Excellency. Giving the best to everyone no matter who they are, and doing so without expecting something in return.

Let's give more than ask more. It is better to give than to receive.

Tuesday, September 18, 2012

You Are Equipped

Cheetah is natural born predator. They has everything they need to hunt and to kill. God is the perfect creator! He thinks far beyond any man's could ever think off. He equips each of his creation for the destiny He designated. He equips the gecko with the feet to climb wall. He equips the fly with wings to fly. These wings seem too small, yet it is enough to carry on their destiny.
We born for a reason. Every cells and every parts of our life are meant to fulfill our purpose, to fulfill our destiny. No one is less equipped. We are equipped. However some times these resources are hidden deep within us. They require digging. They need to be found. Whenever you feel unable to do task He gives, don't you be worry. Be a warrior! take time to find the weapon that He already gave on the day you born on this earth.
YOU ARE EQUIPPED!

Sunday, September 9, 2012

Worship


My daughter is three months old. She can’t speak a word yet. However she can produce various voice tones. We call it blabbering. Each voice doesn’t stand for any meaning. Yet it seems she enjoys it either do I. These voices are the sounds that I yearn to hear. With these un-meaningful blabber words, she tries to communicate with me. It is not the words we exchange, nor the sentence. I don’t understand her codes of communication just as she might not understand my words. However, each time we ‘talk’, it seems we understand each other. The bond between us is getting deeper.

As we worship God, He doesn’t measure our worship through His standard of perfection. Our voice might just out of tones. Or whatever you do for Him fails His standard. But He is God the Father. It is not absolute state that we have to perfectly worship Him. He already has the angels who always worship Him in heaven. As Father, He wants to bond us in relationship. Each time a song sings through our heart and lifts up for him, He is pleased. It is not a matter of how good you sing, or how you perfectly done His calling. Every single time we do these ‘blabbering’, God understands your heart. As my eyes and my daughter’s ayes collide. We see each other and sometimes without word or her blabbering. And yet we smile together.

Worship is a matter connecting our hearts to His heart beyond songs and beyond things we done for Him.

Saturday, March 31, 2012

Perburuan

Tidak ada seorangpun disekelilingku yang mengerti, tidak juga ada seorang pun memahami. Kedudukanku sebagai raja membuat orang-orang disekelilingku tidak memandang mukaku, mereka menunduk saat menghadapku. Bahkan kekasihku, Ratu Wasti, melakukannya. Kedudukanku sebagai raja menjadi seperti pagar disekelilingku. Kedudukanku sebagai raja mengasingkanku dari manusia. Seringkali aku merasa sendiri dan kesepian. Sepertinya kedudukanku menjadi penjara bagi diriku sendiri.

Ditengah hiruk pikuk pesta yang aku buat, tidak jarang angin kesendirian membelai lembut benakku. Berdiri dihadapan rakyaktu yang mengelu-elukan namaku, kadang dalam hatiku aku bertanya apakah mereka sungguh mencintaiku sebagai raja. Atau setidaknya apakah mereka benar-benar peduli pada diriku sebagai seorang manusia.

Dalam peperangan aku telah melihat rakyat yang berbalik melawan penguasa. Mereka yang dulu mengagung-agungkan dan membanggakan pemimpin mereka, berbalik menghina dan mengijak-injak sang junjungan, seakan junjungan mereka ini tidak pernah punya arti penting dalam hidup rakyatnya. Betapa mudahnya hati berbalik dari cinta menjadi benci.  Begitu mengerikannya hati manusia itu.

Kesepian dan kesendirian semakin sering aku rasa kini. meski ketika aku sedang berada ditengah keramaian pesta, dalam kepungan tawa, aku merasa sendiri. Kini sering aku minta beberapa pengawal menjaga dalam bilik raja ketika aku terlelap. Bilik raja yang bersalut emas dan berhiaskan keagungan tidak bisa menyirnakan kesepianku dan kesendirianku. Hatiku tetap kehilangan sesuatu.

Di ujung sepiku, aku lari dan pergi dari semua hiruk pikuk dan gemerlap istana, aku pergi meninggalkan istana. Tanpa pengawal, tanpa seorang pun tahu kepergianku. Kekosongan dalam hidupku menuntut jawaban. Aku melangkahkan kakiku meyusuri lorong demi lorong kota, berselubung kain kumal yang bisa aku temukan, demi sebuah jawaban.

Sebuah persimpangan dalam pencarianku membawa ke sebuah kerumunan pasar. Orang-orang sibuk sedang melakukan jual-beli. Hiruk pikuknya tidak kalah dengan semarak pesta yang aku buat. Mungkin aku akan menemukan yang terhilang dari hatiku disini, pikirku.

Dan aku mencari. Hingga tangis seoarang bocah kumal menangkap pandangan mataku. Ada persamaan antara aku dan dia. Kami sama-sama tersesat.

Ia menangis cukup keras, namun entah mengapa tak ada yang mencari setidaknya peduli. Sepertinya semua sibuk dengan pekerjaan mereka dan tenggelam dalam kepentingan mereka sendiri. Ia tak berhenti menangis bahkan ketika ada yang datang menghampirinya memberikan sebuah apel besalut madu. Kemanisan itu tak dapat menyirnakan tangisnya. Sorang yang lain datang mencoba menenangkan dengan mengajaknya bermain. Namun si bocah beringsutpun tidak. Tangisnya makin menjadi.

Ditengah kerumunan orang yang sibuk dengan urusannya sendiri, tiba-tiba seorang ibu menyeruak dan segera mendekap si bocah. Aku bisa melihat bahwa si bocah telah menemukan jawaban dalam pencariannya. Disela tangisnya, nampak ketakutannya telah sirna. Sesekali terlihat isak tangis namun ada senyum kecil yang dia torehkan.

Akankah aku menemukan jawaban seperti bocah itu?

Rasa sepiku tidak dapat terpuaskan oleh harta, tak juga oleh pesta. Senandung biduan istanapun tidak memberi jawab.

Aku duduk termenung. Mataku memandang jauh ke tanah, hingga diriku terasa mengecil, dan riuh pasar seperti menjauh. Tiba-tiba aku tersentak karena seseorang menepuk pundakku. Aku terjaga dari lamunanku. Dan aku tersadar seorang bapak tua berdiri dihadapanku dan menatapku. Aku kiKuk. Tak terbiasa.

"Apakah kau baik-baik saja anak muda" sahut bapak tua itu.

Tertegun sejenak, aku segera lari. Aku tidak mengerti kenapa aku melarikan diri. Aku yang adalah seorang pahlawan perang kabur dari seorang bapak tua renta yang bertanya kabarku. Hatiku berdebar, entah takut atau gembira. Namun dalam pelarianku aku masih ingat wajah sang bapak tua. Ia yang telah menatapku lembut dan perkataan beliau mengetuk hatiku, dan hatiku sebagai manusia kembali berdetak. Aku merasa hidup kembali.

Berbalut kesederhanaan aku menemukan jawaban. Aku masih manusia dan aku butuh kasih, bukan kasih palsu yang mengasihi karena harta, bukan pula kasih karena kedudukan atapun cinta gila pada wanita-wanita di lorong-lorong gelap. Namun cinta yang menjadikanku manusian seutuhnya.

Saturday, March 10, 2012

Mencuci Motor


Saat hendak mencuci motor terbesit sebuah pikiran...

"wah motor emang udah kotor, tapi kalo aku cuci motor biasanya entar sore ujan... kan sama saja..."

Pernah kah anda terpikirkan seperti itu? kadang jengkel juga udah capek-capek cuci motor sendiri eh kehujanan lagi... kan kotor lagi... jadi seperti useless, PERCUMTAKBERGUN! Jadi kalo ini yang kita pikirkan, apakah kita akan biarkan motor kita kotor sampe yang mendapat kepastian dari BMKG tentang perkiraan cuaca cerah seminggu kedepan?

Kadang prasangka menghambat hidup kita. Padahal sebuah prasangka bukan lah kebenaran. Banyak yang berpikiran negatif terhadap sesuatu yang akan terjadi sehingga banyak orang yang mengurungkan niatnya untuk melakukan sesuatu, padahal belum tentu yang dipikir buruk itu terjadi.

Cerita lain berkata, sekarang aku lapar, tapi kalo aku makan sekarang nanti laper lagi... jadi apakah anda tidak akan makan sekarang? Bagai mana dengan mandi? Mandi berkali-kalipun toh ujungnya kotor lagi... meski demikian makan, mandi, mencuci motor bukanlah kegiatan useless...

Sepertinya didunia ini dalam setiap hal yang kita kerjakan senantia ada sisi 'buruk' yang mungkin terjadi. Bahkan kebaikan pun dapat disalah artikan dan beresiko menjadi sebuah masalah berkepanjangan. Namun demikian apakah ini membuat kita berhenti mengerjakan sesuatu karena sesuatu yang kita kerjakan mengandung resiko? Semoga tidak.

Teruslah kerjakan dalam ketekunan, hadapi setiap resiko, lakukan perhitungan, pertimbangan dan jalani hidup tidak dengan sembrono, dan optimis lah. Meski setiap pilihan hidup mengandung resiko namun tidak berarti semuanya pasti gagal.

Tuesday, January 17, 2012

Keadilan Tuhan


Aku melihat mereka dipinggir jalan. Mengais sampah, memilah, dan memijah. Beruntung lah mereka jika mendapat uang sehingga mereka bisa makan. Pernah aku duduk semeja makan dengan mereka, dan dari obrolan kami aku tahu mereka hanya bisa sarapan arem-arem dan segelas kopi, kadang siang mereka tidak makan, sore setelah lelah mengais sampah mereka makan. Dengan maksud mereka tidak perlu makan malam, secara duit aja belum tentu ada.

Aku membayangkan diposisi mereka, aku yang macam ini mungkin tidak kuat menjalani hidup... mungkin aku akan bersikap bodoh dan memilih jalan singkat.

Lain lagi cerita yang aku dapat kemarin Sabtu, saat aku berkunjung ke panti asuhan tempat kami mengadakan sebuah acara silaturahmi. Aku berbagi cerita dengan sang pemilik. Lebih tepatnya aku mewawancarai beliau. Beliau mengelola sebuah panti asuhan dengan total sekitar 47 anak buangan berusia balita dan beberapa anak-anak yatim yang telah beranjak dewasa sebagai pendampin anak-anak balita ini. Mereka hidup bergantung pada percaya mereka pada Tuhan. Mereka tidak memiliki donatur tetap. Tempat mereka begitu kecil dibanding jumlah anggota keluarga mereka. Belum lagi maslah-masalah lain. Dengan gaji bulanan rutin macam aku, aku perlu bijak membagi-baginya untuk menghidupi keluarga kecilku. Namun dia, sang pemilik panti, tidak memiliki gaji rutin, tanpa donatur tetap harus menghidupi 47 anak luar biasa ini. Belum lagi masalh psikis setiap anak...wah kalau aku diposisi dia mungkin telah lama saya jadi gila...
Namun saya melihat Tuhan itu adil... pada orang-orang kuat seperti mereka, pemulung, pengemis, para pemilik panti macam Pak Ipung... cobaan seberat itu, dapat mereka tanggung. Keadilan Tuhan adalah, setiap orang tidak menerima jatah yang sama, namun keadilan adalah setiap orang menerima menurut kesanggupannya. Tidak ada seorang anak SD yang tidak pernah berlatih angkat berat diberi beban mengangkat barbel seberat 125 Kg. Jadi apapun yang kita alami, Tuhan tidak mungkin ijinkan sesuatu yang tidak bisa kita tanggung. Meski tampaknya tidak sebanding antara sayap lalat dan badan gemuknya, toh Tuhan adalah Tuhan yang baik dan adil. Dengan sayap kecilnya, lalat tetap bisa terbang dengan lincah bahkan sering sulit kita tangkap. Se buruk apapun tampaknya yang kita alami, ketahuilah segala sesuatu tidak akan melampaui kekuatan kita.