Wednesday, December 21, 2011

Justice: Blood For Blood

Waktu berjalan, teguh dan lurus, tak sedetikpun terhentikan, tidak seorangpun berkuasa mengendalikannya. Tidak pernah ada pilihan baginya untuk beristirahat terlebih baginya untuk berputar kembali.

Dulu aku dalam kebeliaanku, aku mengangkat pedang menumpahkan darah, terbakar idealismeku, dilecut oleh uforia angan muda. Namun kini waktu membawaku ke masa yang berbeda. Tidak lagi aku mengangkat pedang, menghunusnya, dan lakukan apapun yang aku pandang baik. Kini yang aku punya, hanya tongkat, terbuat dari emas, bertahtakan berlian, ruby, dan batuan-batuan indah. Meski tak ada satu bagianpun yang tajam atau runcing, namun tongkatku bisa menentukan hidup-mati seseorang.

Kematian...

Dalam ketenanganku aku merenungkan hingga kini hidupku selalu dihantui oleh kematian. Bagaimana tidak, keagungan dan kebesaran kerajaan Persia telah dibangun diatas perang dan penaklukkan. Tidak ada perang yang berakhir dengan senyuman. Yang disisakan hanya kehilangan dan kematian. Meski toh ada rasa bangga, ada sorak kemenangan, itu hanya bertahan sesaat. Tidak ada rasa manis madu dalam kemenangan peperangan.

Kini aku mengerti pepatah kuno yang mengatakan si bodoh mencari perseteruan, sedang si bijak mencari sahabat.

Namun semua sudah terjadi, peperangan sudah terlalui, jiwa-jiwa prajurit telah berpulang kepada Sang Khalik. Kini yang tersisa bagiku hanyalah penyesalan... Dapatkah aku bayar hutang darahku? Olehku banyak nyawa melayang. Oleh diriku banyak orang kehilangan.

Saat aku menuai kemenangan, mereka menelan pil pahit dan menuai air mata. Saat aku berbangga atas sebuah keberhasilan, mereka menuai kehancuran. Saat aku dikeyangkan dengan pekik sorak penundukan, hidup mereka aku rampas.

Aku behutang pada mereka, behutang besar. Bagaimana caraku membayarnya?

Jika hukum yang aku tegakkan itu menyerukan keadilan; mata ganti mata; tangan ganti tangan; nyawa ganti nyawa; haruskah aku serahkan nyawaku untuk menebus hutang darahku kepada mereka? Aku hanya memiliki satu nyawa, dan dengan satu nyawaku ini berapa nyawa yang bisa aku bayar? Sekalipun aku hidup berkali-kali, mungkinkah aku menebus hutang darahku pada mereka? Meski aku seorang raja, apakah nyawaku lebih berharga dari nyawa seorang janda miskin? Kalau pun harga atas nyawaku lebih tinggi, sebagai Raja aku hanya raja bagi bangsaku. Bagi bangsaku lah aku mempunyai arti. Jika demikian, pengorbananku akan hanya bernilai bagi bangsaku, darahku hanya mampu untuk menebus bangsaku saja. Bagaimana dengan mereka? Adakah darah yang punya arti untuk semua, yang senilai dengan hutang darahku?

Ataukah memang hanya sang legenda dari tanah ditepi laut mati yang dapat menebus semua hutang darah manusia. Dalam perjalananku, aku menundukkan sebuah bangsa di bawah kakiku, yang dari mulutnya aku dengar tentang juru selamat mereka ini. Seseorang yang membuat mereka merdeka, yang mampu membebaskan mereka. Pengharapan mereka kuat dalamnya, bahkan sampai kini, di kota ku, kota Susan, aku masih mendengar legenda ini. Mereka memanggilnya Mesias.

Sang mesias yang dikatakan penebus umat manusia. Jika ia datang, ia menebus hutang darah setiap manusia, ia akan membayar setiap hutang darah dengan darahnya. Jika memang hanya dia yang bisa menebus semua hutang darah kami semua umat manusia dari segala jaman, dari segala belahan bumi, dari setiap kerajaan dan bangsa yang ada, siapakah ia? Begitu berartinya kah darah sang mesias sehingga nyawanya setara dengan semua nyawa manusia yang pernah ada dan yang ada? Adakah manusia yang lebih berharga dari seorang raja seperti diriku? Bukankah rakyat mempercayaiku sebagai tangan kanan sang Khalik? Ataukah ia Sang Khalik sendiri? Nyawa siapakah yang memiliki nilai setara dengan nilai semua nyawa yang ada? Hanya satu jawaban yang muncul dalam benakku, nyawa Sang KHALIK.

Tapi entah lah, lebih mudah bagiku memikirkan perang, dan memerintah kota-kota. Namun demi keadilan yang aku tegakkan, nyawa ganti nyawa, aku harus temukan jawabannya. Aku harus membayar hutang darahku. Dan jika dia, sang legenda, yang bisa membayar hutang darahku akan aku cari dirinya dan akan aku lakukan apapun demi tegaknya keadilan.

No comments:

Post a Comment