Sunday, January 1, 2012

KASDI

Kasdi adalah seorang penjaja martabak mini keliling disuatu desa yang terpencil. Ia bukanlah seorang yang malas. Namun memang keberuntungan belum berpapasan dengannya. Tak peduli panas atu hujan dengan sepedanya ia berkeliling. Setiap hari ia menempuh jarak 20 km untuk menjual martabak mininya. Itu pun kalau beruntung. Terkadang jarak yang lebih jauh ia tempuh. Lain waktu terkadang deangan tenaga yang telah terkuras dipenghujung hari, dagangannya tidak habis. "yang penting balik modal, sukur bisa dapet rejeki lebih" pikirnya.

Ya, Kasdi adalah seorang yang penuh syukur. Dia senantiasa tersenyum. Meski sering nampak letih dan berpeluh, ia tidak pernah kehilangan senyum. Ia seorang yang ramah. Kepada setiap pembeli ia acap kali melontarkan lelucon hanya untuk menghangatkan suasana.

Setelah lebih 15 tahun tekun berjualan dan hidup menbung dengan tertib akhirnya ia bisa membeli mesin pemotong rumput yang tidak terlalu mahal. Bukan ia bermaksud berganti profesi, namun ia berkeinginan menjadikan sepeda kumbangnya lebih bertenaga. Hasrat ingin memiliki motor ia gantung di langit, namun daya baru mampu membeli mesin pemotong rumput. Dibantu tetangganya seorang tukang bengkel, spedanya disulap menjadi sepeda bermotor.

Kini ia hanya menghabiskan sedikit tenaga untuk mengayuh sepeda. Mesin pemotong rumput itu telah mendorong Kasdi menempuh jarak yang lebih jauh. Dalam satu hari ia mampu menempuh 40 km. Mesin pemotong rumput itu telah membawa Kasdi kepada pelanggan-pelanggan baru yang memberi Kasdi sedikit harapan. Mesin pemotong rumput rumput itu meringankan beban Kasdi. Dan lambat laun keadaan kasdi membaik.


***
Anugrah itu seperti pemotong rumput yang diperoleh Kasdi. Itu membuat Kasdi dapat melakukan lebih dengan lebih baik dan maksimal. Dalam hidup kita juga anugrah yang diberikan bukan membuat kita jadi malas dan berhenti. Anugrah diberikan untuk memampukan kita melakukan lebih baik, memampukan kita melakukan lebih maksimal.


Anugrah bisa berupa fasilitas kanor, bisa berupa gaji. Jangan setelah mendapat fasilitah berlebih engaku jadi melas, Jangan contoh orangorang itu yang ada duduk di gedung megah itu. Mereka berlabel wakil dari masyarakat. Namun tidak banyak kinerjanya yang berpihak pada rakyat. Yang terdengar mereka minta naik gaji meski mereka telah bermobil mewah sementara Kasdi masih bersepeda. Anugrah bukan utuk membuat jadi malas. Anugrah itu kunci pada optimalisasi kinerja. Selamat berkarya. MALAS TERGILAS!

No comments:

Post a Comment