Tuesday, January 17, 2012

Keadilan Tuhan


Aku melihat mereka dipinggir jalan. Mengais sampah, memilah, dan memijah. Beruntung lah mereka jika mendapat uang sehingga mereka bisa makan. Pernah aku duduk semeja makan dengan mereka, dan dari obrolan kami aku tahu mereka hanya bisa sarapan arem-arem dan segelas kopi, kadang siang mereka tidak makan, sore setelah lelah mengais sampah mereka makan. Dengan maksud mereka tidak perlu makan malam, secara duit aja belum tentu ada.

Aku membayangkan diposisi mereka, aku yang macam ini mungkin tidak kuat menjalani hidup... mungkin aku akan bersikap bodoh dan memilih jalan singkat.

Lain lagi cerita yang aku dapat kemarin Sabtu, saat aku berkunjung ke panti asuhan tempat kami mengadakan sebuah acara silaturahmi. Aku berbagi cerita dengan sang pemilik. Lebih tepatnya aku mewawancarai beliau. Beliau mengelola sebuah panti asuhan dengan total sekitar 47 anak buangan berusia balita dan beberapa anak-anak yatim yang telah beranjak dewasa sebagai pendampin anak-anak balita ini. Mereka hidup bergantung pada percaya mereka pada Tuhan. Mereka tidak memiliki donatur tetap. Tempat mereka begitu kecil dibanding jumlah anggota keluarga mereka. Belum lagi maslah-masalah lain. Dengan gaji bulanan rutin macam aku, aku perlu bijak membagi-baginya untuk menghidupi keluarga kecilku. Namun dia, sang pemilik panti, tidak memiliki gaji rutin, tanpa donatur tetap harus menghidupi 47 anak luar biasa ini. Belum lagi masalh psikis setiap anak...wah kalau aku diposisi dia mungkin telah lama saya jadi gila...
Namun saya melihat Tuhan itu adil... pada orang-orang kuat seperti mereka, pemulung, pengemis, para pemilik panti macam Pak Ipung... cobaan seberat itu, dapat mereka tanggung. Keadilan Tuhan adalah, setiap orang tidak menerima jatah yang sama, namun keadilan adalah setiap orang menerima menurut kesanggupannya. Tidak ada seorang anak SD yang tidak pernah berlatih angkat berat diberi beban mengangkat barbel seberat 125 Kg. Jadi apapun yang kita alami, Tuhan tidak mungkin ijinkan sesuatu yang tidak bisa kita tanggung. Meski tampaknya tidak sebanding antara sayap lalat dan badan gemuknya, toh Tuhan adalah Tuhan yang baik dan adil. Dengan sayap kecilnya, lalat tetap bisa terbang dengan lincah bahkan sering sulit kita tangkap. Se buruk apapun tampaknya yang kita alami, ketahuilah segala sesuatu tidak akan melampaui kekuatan kita.